- Identifikasi Hasil yang Diinginkan (Desired Results)
- Apa tujuan utama dari pembelajaran ini?
- Konsep atau ide penting apa yang harus dikuasai siswa?
- Keterampilan apa yang harus dimiliki siswa?
- Standar atau kompetensi apa yang harus dicapai siswa?
- Siswa memahami penyebab dan dampak perubahan iklim.
- Siswa mampu menganalisis data terkait perubahan iklim.
- Siswa mampu merumuskan solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
- Tentukan Bukti Penilaian (Assessment Evidence)
- Tes (pilihan ganda, esai, dll.)
- Proyek (penelitian, presentasi, pembuatan produk, dll.)
- Portofolio
- Observasi
- Umpan balik dari teman sebaya
- Tes tertulis tentang penyebab dan dampak perubahan iklim.
- Proyek penelitian tentang dampak perubahan iklim di lingkungan sekitar siswa.
- Presentasi tentang solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
- Rencanakan Pengalaman Belajar dan Instruksi (Learning Experiences and Instruction)
- Ceramah
- Diskusi
- Kerja kelompok
- Simulasi
- Studi kasus
- Kunjungan lapangan
- Ceramah tentang penyebab dan dampak perubahan iklim.
- Diskusi tentang solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
- Kerja kelompok untuk merancang kampanye tentang perubahan iklim.
- Kunjungan ke pusat penelitian iklim atau organisasi lingkungan.
-
Hasil yang Diinginkan:
- Siswa memahami konsep volume dan luas permukaan bangun ruang (kubus, balok, tabung, kerucut, bola).
- Siswa mampu menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang.
- Siswa mampu menerapkan konsep bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bukti Penilaian:
- Tes tertulis tentang konsep volume dan luas permukaan bangun ruang.
- Tugas menghitung volume dan luas permukaan berbagai bangun ruang.
- Proyek membuat model bangun ruang dan menghitung volumenya.
- Soal cerita yang melibatkan konsep bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari.
-
Pengalaman Belajar dan Instruksi:
- Penjelasan tentang konsep volume dan luas permukaan bangun ruang.
- Demonstrasi cara menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang.
- Latihan soal tentang volume dan luas permukaan bangun ruang.
- Diskusi tentang penerapan konsep bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembuatan model bangun ruang dari berbagai bahan.
- Libatkan semua pihak yang berkepentingan. Guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah lainnya perlu dilibatkan dalam proses perancangan kurikulum. Dengan melibatkan semua pihak, kita bisa memastikan bahwa kurikulum yang kita buat relevan dan sesuai dengan kebutuhan semua orang.
- Gunakan sumber daya yang beragam. Jangan terpaku pada buku teks atau kurikulum yang sudah ada. Cari sumber daya lain yang bisa membantu lo dalam merancang pembelajaran, seperti artikel, video, website, atau bahkan ahli di bidangnya.
- Bersikap fleksibel dan adaptif. Kurikulum yang kita buat nggak harus saklek. Kita perlu bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Jangan ragu untuk mengubah atau menyesuaikan kurikulum jika diperlukan.
- Lakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi sangat penting untuk mengetahui efektivitas kurikulum yang kita buat. Lakukan evaluasi secara berkala dan gunakan hasilnya untuk memperbaiki kurikulum di masa mendatang.
Hey guys! Pernah denger tentang backward curriculum design? Atau lagi mikir, "Apaan tuh?" Nah, santai aja! Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas tentang apa itu backward curriculum design, kenapa penting banget, dan gimana cara nerapinnya biar kurikulum yang kita buat itu bener-bener nampol. Yuk, langsung aja kita mulai!
Apa Itu Backward Curriculum Design?
Backward Curriculum Design (BCD), atau desain kurikulum terbalik, adalah pendekatan dalam merancang kurikulum yang dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan. Jadi, alih-alih mikirin materi apa yang mau diajarin duluan, kita justru fokus pada apa yang seharusnya siswa kuasai setelah mengikuti pembelajaran. Pendekatan ini memastikan bahwa semua elemen dalam kurikulum, mulai dari materi, aktivitas, hingga penilaian, semuanya selaras untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam backward design, terdapat tiga tahapan utama yang perlu diperhatikan. Pertama, identifikasi hasil yang diinginkan (desired results). Pada tahap ini, kita menentukan apa yang siswa harus tahu, pahami, dan mampu lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran. Kedua, tentukan bukti penilaian (assessment evidence). Di sini, kita merancang cara untuk mengukur apakah siswa telah mencapai hasil yang diinginkan. Ini bisa berupa tes, proyek, presentasi, atau tugas lainnya. Ketiga, rencanakan pengalaman belajar dan instruksi (learning experiences and instruction). Pada tahap ini, kita merancang aktivitas dan strategi pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai hasil yang diinginkan dan berhasil dalam penilaian. Dengan mengikuti ketiga tahapan ini, backward design memastikan bahwa kurikulum kita relevan, efektif, dan berfokus pada hasil.
Intinya, backward curriculum design ini kayak kita lagi mau masak. Kita tahu dulu mau bikin masakan apa (hasil akhir), baru kita siapin bahan-bahannya (materi dan aktivitas) dan alat masaknya (strategi pembelajaran). Kebayang kan?
Kenapa Backward Curriculum Design Penting?
Oke, sekarang mungkin lo pada mikir, "Kenapa sih harus repot-repot pake backward curriculum design? Emang bedanya apa sama cara yang biasa?" Nah, dengerin baik-baik ya!
Pertama, fokus pada hasil. Dengan memulai dari hasil akhir, kita jadi lebih fokus pada apa yang benar-benar penting untuk dipelajari siswa. Kita nggak buang-buang waktu buat ngajarin materi yang nggak relevan atau nggak berkontribusi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua, pembelajaran yang lebih bermakna. Backward design membantu kita merancang pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Karena kita tahu apa yang ingin dicapai, kita bisa memilih materi dan aktivitas yang paling efektif untuk membantu siswa mencapai tujuan tersebut. Ketiga, penilaian yang lebih valid dan reliabel. Dengan merancang penilaian di awal, kita bisa memastikan bahwa penilaian tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Ini juga membantu kita memberikan umpan balik yang lebih akurat kepada siswa tentang kemajuan mereka.
Selain itu, backward curriculum design juga membantu kita untuk lebih kreatif dalam merancang pembelajaran. Kita nggak terpaku pada buku teks atau kurikulum yang sudah ada, tapi kita bebas untuk mencari cara-cara baru dan inovatif untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, dengan backward curriculum design, kita nggak cuma bikin kurikulum yang efektif, tapi juga kurikulum yang menyenangkan dan memotivasi siswa.
Tahapan dalam Backward Curriculum Design
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting: gimana sih cara nerapin backward curriculum design ini? Tenang, gue bakal jelasin langkah demi langkah biar lo pada nggak bingung.
Tahap pertama ini adalah tentang menentukan apa yang kita inginkan siswa ketahui, pahami, dan mampu lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantu kita di tahap ini antara lain:
Misalnya, kita mau bikin kurikulum tentang perubahan iklim. Hasil yang diinginkan bisa berupa:
Setelah kita tahu apa yang ingin dicapai, langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana kita akan mengukur apakah siswa telah mencapai hasil yang diinginkan. Di tahap ini, kita perlu merancang berbagai jenis penilaian yang valid dan reliabel. Beberapa contoh jenis penilaian yang bisa kita gunakan antara lain:
Untuk contoh kurikulum perubahan iklim tadi, bukti penilaiannya bisa berupa:
Nah, di tahap terakhir ini, kita baru mulai mikirin materi apa yang mau diajarin dan aktivitas apa yang mau dilakuin. Tapi, ingat ya, semua materi dan aktivitas ini harus selaras dengan hasil yang diinginkan dan bukti penilaian yang sudah kita tentukan sebelumnya. Beberapa strategi pembelajaran yang bisa kita gunakan antara lain:
Untuk contoh kurikulum perubahan iklim, pengalaman belajar dan instruksinya bisa berupa:
Contoh Penerapan Backward Curriculum Design
Biar lo pada makin kebayang, gue kasih contoh penerapan backward curriculum design dalam mata pelajaran matematika, khususnya materi tentang bangun ruang.
Tips Sukses Menerapkan Backward Curriculum Design
Nah, sebelum kita akhiri artikel ini, gue mau kasih beberapa tips biar lo pada sukses menerapkan backward curriculum design:
Kesimpulan
Oke guys, itu tadi penjelasan lengkap tentang backward curriculum design. Intinya, backward curriculum design adalah pendekatan yang cerdas dan efektif dalam merancang kurikulum. Dengan memulai dari hasil akhir yang diinginkan, kita bisa memastikan bahwa kurikulum yang kita buat relevan, bermakna, dan berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai terapkan backward curriculum design dalam perancangan kurikulum kita! Dijamin deh, hasilnya bakal bikin lo pada bangga!
Lastest News
-
-
Related News
Hyundai CSD Price List 2023: What You Need To Know
Alex Braham - Nov 13, 2025 50 Views -
Related News
Medical School In China: Costs And Opportunities
Alex Braham - Nov 13, 2025 48 Views -
Related News
¿Cómo Afecta La Guerra Rusia-Ucrania Al Mundo Actual?
Alex Braham - Nov 13, 2025 53 Views -
Related News
2022 Ford Edge ST: Reliability, Issues, And Owner Insights
Alex Braham - Nov 13, 2025 58 Views -
Related News
PSEI Electrical Code Book 2023: Your Essential Guide
Alex Braham - Nov 15, 2025 52 Views